Tech in Asia Pertemukan 280 Startup Dengan 65 Pemodal

Tech in Asia Jakarta 2018 mempertemukan 65 modal Ventura dengan 280 startup lokal dan internasional.

Hadir pula ribuan peserta dari berbagai kalangan. Mulai dari penggiat teknologi, korporasi, startup, investor, media, pengusaha, hingga komunitas turut meramaikan konferensi ini.

Conference Content Lead Tech in Asia Jakarta 2018, Meirissa Farah Fhonna, mengatakan, konferensi tahun ini menyajikan lebih dari 60 sesi content stage. Konferensi berlangsung selama dua hari dengan berbagai topik.

“Kami mengemas seluruh topik untuk memfasilitasi peserta yang ingin mengingkatkan wawasan seputar teknologi dan startup,” kata Meirissa, Selasa (23/10/2018).

Chief Operating Officer Tech in Asia Indonesia Putra Setia Utama menyebutkan, kegiatan ini merupakan platform terbesar bagi entrepreneur industri digital. Mereka dapat melakukan networking, mencari partner, hingga kesempatan pendanaan.

“Tiga tahun ke belakang kami selalu menghadirkan empat topik besar yang berkaitan dengan bagaimana menjaga dan mengembangkan bisnis digital. Tahun ini kami ingin memberikan lebih kepada para peserta dengan memberikan 24 topik yang lebih spesifik,” ujarnya.

Selain itu, Tech in Asia Jakarta 2018 menghadirkan empat content stage yang terdiri dari Main Stage dan tiga expert stage, yakni Rinjani Stage, Semeru Stage, dan Kerinci Stage.

Sementara itu, sebagai negara dengan populasi penduduk yang besar dan luas, potensi ekonomi digital di Indonesia terbilang sangat tinggi. Kita juga memiliki potensi produk lokal yang mampu bersaing secara global melalui platform jual beli secara online atau e-commerce.

Untuk perusahaan rintisan teknologi atau startup sendiri, Indonesia telah memiliki empat startup teknologi yang masuk jajaran elit startup internasional atau unicorn.

Startup Unicorn

[TEMPO/STR/Nurdiansah]
Pendiri Gojek, Nadiem Makarim.[TEMPO/STR/Nurdiansah]
Perusahaan rintisan teknologi lokal yang telah memiliki valuasi bisnis yang besar yakni, Gojek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia.

Istilah “Unicorn” sendiri merujuk pada startup dengan valuasi mencapai US$ 1 miliar atau setara Rp 14,2 triliun.

Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada akhir tahun 2015, nilai bisnis e-commerce tanah air diprediksi mencapai US$ 18 miliar.

Kemudian, pada tahun 2020 mendatang, valuasi bisnis e-commerce di Indonesia diprediksi akan mencapai US$ 130 miliar dengan angka pertumbuhan per tahun sekitar 50 persen.

Pemerintah juga menargetkan dapat menciptakan 1.000 technopreneurs baru pada tahun 2020 dengan valuasi bisnis US$ 10 miliar.

Editor: Ayyi Achmad Hidayah

Belum ada Komentar untuk "Tech in Asia Pertemukan 280 Startup Dengan 65 Pemodal"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel